Rabu, 21 Oktober 2015

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA PELAJARAN AKHLAK DI TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN



 
BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah

Mendidik akhlak hampir tiap orang dapat melakukan. Apalagi kalau di identikkan dengan istilah morality. Melatih, membiasakan, dan mendidik akhlak sama halnya dengan mendidik (mengajarkan) ilmu lain.
Hanya saja menemukan dasar-dasar moral (akhlak) tidaklah mudah, karenanya para ahli pendidikan di Barat mengakui kesulitan ini. Sebagai misal suatu ungkapan seorang sarjana Inggris mengatakan:
“To teach a morality is easy, but to find fondation of morality is hard "
"mengajar moral itu mudah, tetapi menemukan dasar-dasar moral adalah sangat sulit."[1]
Apakah bagi orang Islam yang punya Al-Qu’ran juga sulit menemukan dasar moral? Tidak, sebab Al-Qur’an adalah dasar hidup kita, dan dasar-dasar akhlak tidak kurang-kurang di sana. Hal ini cocok dengan pernyataan Aisyah istri Rasul dalam sebuah hadis yang di riwayatkan oleh Muslim, Abu dawud dan Ahmad,
Graphic2.jpg
 



Text Box: 1 artinya "Telah berkatalah Aisyah r.a. adalah akhlak Dia (Rasul) yaitu Al-Qur’an"
Jadi akhlak Nabi adalah manifestasi dari keseluruhan isi Al-Qur’an, karena fondasinya Al-Qur’an. Karena akhlak Rasul adalah manifestasi dari keseluruhan Al-Qur’an, maka derajat akhlak Nabi dapat mencapai tingkatan tertinggi. Firman Allah :
Artinya : Sesungguhnya kamu berbudi pekerti yang agung. ( A1- Qalam : 4 )[2]

Dengan dua alasan diatas maka dasar akhlak bagi kita umat Islam berupa:
1.    A1-Qur’anul karim
2.    Perbuatan, pernyataan, dan ucapan Nabi

Adapun produk-produk yang mendasari akhlak adalah sebagai berikut :
1.    Akhlak Rasul
2.    Ucapan atau tutur kata
3.    Tiap kepala keluarga (orang harus mendidik akhlak anak-anaknya)
4.    Dasar bersikap
5.    Dasar sifat amanat
Dalam menghadapi era globalisasi sekarang ini, pendidikan agama khususnya pendidikan akhlakul karimah harus kita tanamkan sedini mungkin kepada anak-anak kita, orang tua sangatlah berperan penting dalam mengimplementasikan pendidikan akhlakul karimah di lingkungan keluarga.
Pendidikan pada hakekatnya adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan  Moch. Abdai Rathomy mengutip pendapat Al-Galayini bahwa "pendidikan adalah tarbiyah, yaitu menanamkan akhlak yang utama, budi pekerti yang luhur, serta didikan yang mulia dalam jiwa anak-anak sejak kecil sampai ia menjadi orang yang kuasa untuk hidup dengan kemampuan usaha dan tugasnya sendiri.[3]
Dewasa ini bangsa Indonesia sedang giat melaksanakan pembangunan di berbagai bidang, agar dapat mensejajarkan diri dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju.
Salah satu usaha yang di lakukan oleh pemerintah adalah dengan meningkatkan pembangunan dalam bidang pendidikan. Sebagaimana tercantum dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Bab II pasal 3, yakni:
"Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab."[4]
Manusia yang beriman adalah manusia yang mampu mengembangkan sikap untuk memiliki perilaku seirama dan mendekati sifat-sifat Allah, mengikuti petunjuk Allah serta menerima bisikan hati serta petunjuk yang baik.
Manusia takwa adalah manusia yang secara optimal menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya dalam kehidupan masyarakat. Menghayati dan mengamalkan itu juga di bina dan di tuntun sedini mungkin melalui proses pendidikan.
Manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa dan berakhlak mulia sebagai karsa sila pertama Pancasila, tidak dapat terwujud secara tiba-tiba.
Manusia beriman. betakwa dan berakhlak mulia terbentuk melalui proses kehidupan dan terutama malalui proses pendidikan, khususnya kehidupan beragama dan pendidikan agama. Proses pendidikan itu terjadi dan berlangsung seumur hidup manusia, baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan di masyarakat.
Di lingkungan keluarga pendidikan akhlakul karimah merupakan kunci utama, terutama orang tua, orang tua adalah guru utama dalam keluarga, artinya orang tua adalah seorang pendidik, pendidik merupakan salah satu faktor penting dalam pendidikan, karena pendidik bertanggung jawab dalam pembentukan pribadi dan pembentukan karakter anak didiknya. Ia memiliki tanggung jawab yang lebih berat dengan pendidik pada umumnya. Karena selain ia bertanggung jawab terhadap pembentukan pribadi dan karakter anak yang sesuai dengan ajaran Islam, ia juga bertanggung jawab terhadap Allah SWT. Seperti yang di lakukan Nabi Muhammad SAW dalam mendidik anak-anaknya, Nabi mendidik mereka pada pagi hari maupun petang hari untuk berhati suci, berjiwa bersih, dan berdada lapang, sebagai persiapan bagi mereka untuk menghadapi suatu hari yang pada hari itu tidak berguna lagi harta benda atau anak-anak, kecuali orang yang datang dengan membawa kalbu bersih.
Al Imam Al Ghazali ia mengatakan dalam nasihatnya, "jangan anda banyak mengarahkan anak didik anda dengan celaan setiap saat, karena sesungguhnya yang bersangkutan akan menjadi terbiasa dengan celaan. Akhirnya, ia akan bertambah berani melakukan keburukan dan nasihatpun tidak dapat   mempengaruhi hatinya lagi. Hendaklah seorang pendidik selalu bersikap menjaga  wibawa dalam berbicara dengan anak didiknya. Untuk itu janganlah sering  mencelanya, kecuali hanya sesekali saja, dan hendaknya sang ibu mempertakuti anaknya dengan ayahnya serta membantu sang ayah mencegah anak dan melakukan keburukan.[5]

B.     Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan dan membatasi permasalahan penelitian sebagai berikut: 
1.     Bagaimana implementasi pendidikan akhlakul karimah dalam keluarga?
2.     Bagaimana membentuk karakter siswa TPQ Daarul Ihsan. Koroncong, Pamijahan Bogor ?
3.     Bagaimana implementasi pendidikan akhlakul karimah terhadap pembentukan karakter siswa TPQ Daarul Ihsan Koroncong Pamijahan Bogor ?

C.    Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.     Untuk mengetahui peranan keluarga dalam mengimplementasikan pendidikan akhlakul karimah.
2.     Untuk mengetahui bentuk karakter siswa TPQ .....
3.     Untuk mengetahui implementasi pendidikan akhlakul karimah dalam keluarga terhadap pembentukan karakter siswa TPQ .....

D.    Kegunaan Penelitian
Penelitian ini di harapkan berguna bagi mahasiswa fakultas tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), pendidik atau guru dan masyarakat pada umumnya, agar menyadari bahwa pendidikan akhlakul karimah dalam keluarga itu sangat berperan penting dalam pembentukan karakter.

E.     Kerangka Berfikir
Akhlak merupakan pendidikan pertama dalam sebuah keluarga karena pada dasarnya manusia adalah mahluk yang paling mulia, mulianya manusia karena akhlak terpujinya.
Artinya manusia adalah makhluk yang sempurna dengan diberikan kelebihan oleh Allah SWT yaitu akal, dengan akal manusia dapat memilih antara perbuatan yang baik dan yang buruk. Manusia menjadi tinggi derajat kemuliaannya jika pada dirinya terdapat akhlak mahmudah atau terpuji, baik akhlak terhadap Allah SWT sang pencipta, akhlak terhadap Rasulullah sebagai utusannya, dan akhlak terhadap sesama manusia yang berada disekitarnya. Sebaik-baik manusia adalah orang yang terbaik akhlaknya kepada keluarganya, seperti tercantum dalam sebuah hadis yang di riwayatkan oleh Bukhori Muslim yang artinya: "sebaik-baik di antara kamu adalah orang yang terbaik akhlaknya."
Akhlak dapat membentuk karakter atau tabi’at seseorang, tabi’at merupakan suatu kebiasaan yang bermula dari pendidikan dalam keluarga. Pendidikan dalam lingkungan keluarga sangat berperan penting untuk membentuk watak anggota keluarga, untuk itu kita sebagai orang tua di tuntut untuk mendidik dan membimbing anak kita kepada agama yang sesuai dengan fitrah (naluri manusia) agar mereka memiliki akhlak mulia dan menjadi manusia yang bertaqwa. Dan menurut hasil penelitian ilmu pengetahuan modern mengatakan bahwa yang dominan membentuk jiwa manusia adalah lingkungan. Dan lingkungan yang pertama yang di alami oleh anak adalah asuhan kedua orang tua dalam keluarga.
Adapun kerangka pemikiran penelitian di atas, penulis gambarkan dengan skema berikut ini :

        Lingkungan keluarga

Implementasi pendidikan Akhlak                                                Karakter anak

         Lingkungan sekolah

Keterangan :                       Implementasi
Hasil yang ingin di capai






[1] Drs. M. Ali Hasan, Drs. Jumari lsmanto, Drs. H. Abu Ahmadi, Aqidah & Akhlak, Semarang, CV. Toha Putra 1976. Hal 23

[2] Khodim Al-Haramain AsySyarifain, hal. 960
[3] M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis & Praktis, Bandung, 1998. Hal. 10
[4] Pemerintah R.I., Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nusional, Jakarta: 2003. Hal 6

[5] Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2005. Hal 68

1 komentar:

  1. Best Baccarat tables - Wilkes-Barre, PA - Wire
    Poker Table & Baccarat Tables In poker, the player's closest 메리트카지노총판 dealer deccasino is at the table, while the closest is in the table. 바카라

    BalasHapus