|
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mendidik akhlak hampir tiap orang dapat
melakukan. Apalagi kalau di identikkan dengan istilah morality. Melatih,
membiasakan, dan mendidik akhlak sama halnya dengan mendidik (mengajarkan) ilmu
lain.
Hanya saja menemukan dasar-dasar moral
(akhlak) tidaklah mudah, karenanya para ahli pendidikan di Barat mengakui
kesulitan ini. Sebagai misal suatu ungkapan seorang sarjana Inggris mengatakan:
“To
teach a morality is easy, but to find fondation of morality is hard "
"mengajar
moral itu mudah, tetapi menemukan dasar-dasar moral adalah sangat sulit."[1]
Apakah bagi orang Islam yang punya Al-Qu’ran
juga sulit menemukan dasar moral? Tidak, sebab Al-Qur’an adalah dasar hidup
kita, dan dasar-dasar akhlak tidak kurang-kurang di sana. Hal ini cocok dengan
pernyataan Aisyah istri Rasul dalam sebuah hadis yang di riwayatkan oleh
Muslim, Abu dawud dan Ahmad,
artinya "Telah berkatalah Aisyah r.a. adalah akhlak Dia (Rasul) yaitu Al-Qur’an"
Jadi akhlak Nabi adalah manifestasi dari
keseluruhan isi Al-Qur’an, karena fondasinya Al-Qur’an. Karena akhlak Rasul
adalah manifestasi dari keseluruhan Al-Qur’an, maka derajat akhlak Nabi dapat
mencapai tingkatan tertinggi. Firman Allah :
Artinya : Sesungguhnya kamu berbudi pekerti yang agung. ( A1- Qalam : 4 )[2]
Dengan dua alasan diatas maka dasar akhlak bagi
kita umat Islam berupa:
1. A1-Qur’anul
karim
2. Perbuatan,
pernyataan, dan ucapan Nabi
Adapun produk-produk yang mendasari akhlak adalah
sebagai berikut :
1. Akhlak
Rasul
2. Ucapan
atau tutur kata
3. Tiap
kepala keluarga (orang harus mendidik akhlak anak-anaknya)
4. Dasar
bersikap
5. Dasar
sifat amanat
Dalam menghadapi era globalisasi sekarang
ini, pendidikan agama khususnya pendidikan akhlakul karimah harus kita tanamkan
sedini mungkin kepada anak-anak kita, orang tua sangatlah berperan penting
dalam mengimplementasikan pendidikan akhlakul karimah di lingkungan keluarga.
Pendidikan pada hakekatnya adalah segala
usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan
jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan Moch. Abdai Rathomy mengutip pendapat Al-Galayini
bahwa "pendidikan adalah tarbiyah, yaitu menanamkan akhlak yang utama,
budi pekerti yang luhur, serta didikan yang mulia dalam jiwa anak-anak sejak kecil
sampai ia menjadi orang yang kuasa untuk hidup dengan kemampuan usaha dan
tugasnya sendiri.[3]
Dewasa ini bangsa Indonesia sedang giat
melaksanakan pembangunan di berbagai bidang, agar dapat mensejajarkan diri dengan
bangsa-bangsa lain yang telah maju.
Salah satu usaha yang di lakukan oleh pemerintah
adalah dengan meningkatkan pembangunan dalam bidang pendidikan. Sebagaimana tercantum
dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Bab II
pasal 3, yakni:
"Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab."[4]
Manusia yang beriman adalah manusia yang
mampu mengembangkan sikap untuk memiliki perilaku seirama dan mendekati
sifat-sifat Allah, mengikuti petunjuk Allah serta menerima bisikan hati serta petunjuk
yang baik.
Manusia takwa adalah manusia yang secara
optimal menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya dalam kehidupan masyarakat.
Menghayati dan mengamalkan itu juga di bina dan di tuntun sedini mungkin melalui
proses pendidikan.
Manusia yang beriman, bertakwa kepada
Tuhan yang maha Esa dan berakhlak mulia sebagai karsa sila pertama Pancasila,
tidak dapat terwujud secara tiba-tiba.
Manusia beriman. betakwa dan berakhlak
mulia terbentuk melalui proses kehidupan dan terutama malalui proses pendidikan,
khususnya kehidupan beragama dan pendidikan agama. Proses pendidikan itu terjadi
dan berlangsung seumur hidup manusia, baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan
di masyarakat.
Di lingkungan keluarga pendidikan
akhlakul karimah merupakan kunci utama, terutama orang tua, orang tua adalah
guru utama dalam keluarga, artinya orang tua adalah seorang pendidik, pendidik
merupakan salah satu faktor penting dalam pendidikan, karena pendidik bertanggung
jawab dalam pembentukan pribadi dan pembentukan karakter anak didiknya. Ia memiliki
tanggung jawab yang lebih berat dengan pendidik pada umumnya. Karena selain ia
bertanggung jawab terhadap pembentukan pribadi dan karakter anak yang sesuai dengan
ajaran Islam, ia juga bertanggung jawab terhadap Allah SWT. Seperti yang di
lakukan Nabi Muhammad SAW dalam mendidik anak-anaknya, Nabi mendidik mereka pada
pagi hari maupun petang hari untuk berhati suci, berjiwa bersih, dan berdada lapang,
sebagai persiapan bagi mereka untuk menghadapi suatu hari yang pada hari itu
tidak berguna lagi harta benda atau anak-anak, kecuali orang yang datang dengan
membawa kalbu bersih.
Al Imam Al Ghazali ia mengatakan dalam nasihatnya,
"jangan anda banyak mengarahkan anak didik anda dengan celaan setiap saat,
karena sesungguhnya yang bersangkutan akan menjadi terbiasa dengan celaan.
Akhirnya, ia akan bertambah berani melakukan keburukan dan nasihatpun tidak
dapat mempengaruhi hatinya lagi. Hendaklah seorang pendidik
selalu bersikap menjaga wibawa dalam berbicara
dengan anak didiknya. Untuk itu janganlah sering mencelanya, kecuali hanya sesekali saja, dan
hendaknya sang ibu mempertakuti anaknya dengan ayahnya serta membantu sang ayah
mencegah anak dan melakukan keburukan.[5]
B. Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
peneliti dapat merumuskan dan membatasi permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana
implementasi pendidikan akhlakul karimah dalam keluarga?
2. Bagaimana
membentuk karakter siswa TPQ Daarul Ihsan. Koroncong, Pamijahan Bogor ?
3. Bagaimana
implementasi pendidikan akhlakul karimah terhadap pembentukan karakter siswa
TPQ Daarul Ihsan Koroncong Pamijahan Bogor ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan di atas, tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui peranan keluarga dalam mengimplementasikan pendidikan akhlakul
karimah.
2. Untuk
mengetahui bentuk karakter siswa TPQ .....
3. Untuk
mengetahui implementasi pendidikan akhlakul karimah dalam keluarga terhadap
pembentukan karakter siswa TPQ .....
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini di harapkan berguna bagi
mahasiswa fakultas tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), pendidik atau
guru dan masyarakat pada umumnya, agar menyadari bahwa pendidikan akhlakul
karimah dalam keluarga itu sangat berperan penting dalam pembentukan karakter.
E. Kerangka Berfikir
Akhlak merupakan pendidikan pertama
dalam sebuah keluarga karena pada dasarnya manusia adalah mahluk yang paling
mulia, mulianya manusia karena akhlak terpujinya.
Artinya manusia adalah makhluk yang sempurna
dengan diberikan kelebihan oleh Allah SWT yaitu akal, dengan akal manusia dapat
memilih antara perbuatan yang baik dan yang buruk. Manusia menjadi tinggi derajat
kemuliaannya jika pada dirinya terdapat akhlak mahmudah atau terpuji, baik
akhlak terhadap Allah SWT sang pencipta, akhlak terhadap Rasulullah sebagai
utusannya, dan akhlak terhadap sesama manusia yang berada disekitarnya. Sebaik-baik
manusia adalah orang yang terbaik akhlaknya kepada keluarganya, seperti tercantum
dalam sebuah hadis yang di riwayatkan oleh Bukhori Muslim yang artinya: "sebaik-baik
di antara kamu adalah orang yang terbaik akhlaknya."
Akhlak dapat membentuk karakter atau
tabi’at seseorang, tabi’at merupakan suatu kebiasaan yang bermula dari pendidikan
dalam keluarga. Pendidikan dalam lingkungan keluarga sangat berperan penting
untuk membentuk watak anggota keluarga, untuk itu kita sebagai orang tua di tuntut
untuk mendidik dan membimbing anak kita kepada agama yang sesuai dengan fitrah
(naluri manusia) agar mereka memiliki akhlak mulia dan menjadi manusia yang bertaqwa.
Dan menurut hasil penelitian ilmu pengetahuan modern mengatakan bahwa yang dominan
membentuk jiwa manusia adalah lingkungan. Dan lingkungan yang pertama yang di
alami oleh anak adalah asuhan kedua orang tua dalam keluarga.
Adapun kerangka pemikiran penelitian di
atas, penulis gambarkan dengan skema berikut ini :
Lingkungan keluarga
Implementasi pendidikan
Akhlak Karakter anak
Lingkungan sekolah
Keterangan : Implementasi
Hasil yang ingin di capai
[1] Drs. M. Ali Hasan, Drs. Jumari lsmanto, Drs. H. Abu Ahmadi, Aqidah & Akhlak, Semarang, CV. Toha
Putra 1976. Hal 23
[2] Khodim Al-Haramain AsySyarifain,
hal. 960
[3] M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis & Praktis, Bandung,
1998. Hal. 10
[4] Pemerintah R.I., Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nusional,
Jakarta: 2003. Hal 6
[5] Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak
Bangsa, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2005. Hal 68
Best Baccarat tables - Wilkes-Barre, PA - Wire
BalasHapusPoker Table & Baccarat Tables In poker, the player's closest 메리트카지노총판 dealer deccasino is at the table, while the closest is in the table. 바카라