Rabu, 21 Oktober 2015

PERANAN MAJLIS TA’LIM TERHADAP KAUM IBU DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH.

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Sejak manusia dituntut untuk maju dalam kehidupan, sejak itu timbul gagasan untuk melakukan transformasi pelestarian dan pengembangan kebudayaan melalui pendidikan. Maka pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan kehidupan generasi demi generasi, sejalan dengan tuntutan kemajuan masyarakat.
Berdasarkan fakta sejarah pembentukan masyarakat dimulai dari keluarga adam dan hawa sebagai unit terkecil demi masyarakat besar umat manusia di muka bumi ini, dalam keluarga adam itulah telah dimulai proses pendidikan umat manusia walaupun dalam ruang lingkup yang terbatas sesuai dengan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupan mereka.
1
Pendidikan sejak saat itu mengalami perkembangan dari yang sederhana sampai perkembangan yang lebih modern. Ruang lingkup pendidikan bukan hanya sekedar untuk mempertahankan kehidupan tetapi ditujukan pada pembinaan keterampilan dan pengembangan kemampuan-kemampuan teoritis dan praktis. Selain itu, pendidikan juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas manusia dalam semua aspek kehidupannya; yang menyangkut kedua bidang yaitu rohani, mental spiritual dan keagamaan serta bidang jasmani, fisik materi dan duniawiah, khusus bagi masyarakat Islam. Pendidikan juga merupakan kunci kemajuan. Sumber-sumber pokok ajaran islam berupa Al-Qur’an dan hadits banyak mendorong pemeluknya untuk menciptakan kemajuan hidup yang dapat mensejahterakan baik dikehidupan dunia maupun di akhirat nanti. Salah satu dorongan bagi umat muslim untuk menciptakan kemajuan hidup dengan jalan menuntut ilmu tercantum dalam Al-Qur’an surat Al Mujadalah ayat 11 :
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) Ÿ@ŠÏ% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿtƒ ª!$# öNä3s9 ( #sŒÎ)ur Ÿ@ŠÏ% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uyŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz ÇÊÊÈ  
Artinya : “hai orang-orang beriman, apabila kamu dikatakan kepadamu berlapang-lapanglah dalam majlis” maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu dan apabila dikatakan “berdirilah kamu” maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan maka Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Qs. Al Mujadalah : 11)[1]
Pada tap MPR No. IV(MMPR/1987) ditegaskan “Pendidikan berlaku seumur hidup dan dilaksanakan di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab antara keluarga, masyarakat dan pemerintah”.
Kebijakan pemerintah terhadap pendidikan islam di Indonesia secara legalitas, normatif tercantum dalam peraturan pemerintah No 55 tahun 2007 tentang pendidikan Agama dan tentang pendidikan keagamaan dalam peraturan pemerintah itu dinyatakan pada pasal 1 sebagai berikut :
Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap kepribadian dan keterampilan peserta didik dalam melakukan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang kurangnya mulai mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.
Pendidikan keagamaan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peran yang menuntut penguasaan pengetahuan tetnang ajaran agama atau menjadi ahli agama dan mengamalkan ajaran agama.
Sebagai upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional dalam menyelenggarakan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan telah ditetapkan fungsi dan tujuan sebagaimana dinyatakan dalam peraturan pemerintah sebagai berikut :
Pasal 2
Pendidikan agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa pada tuhan yang maha esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama.
Pendidikan agama bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaan dalam ilmu pengetahuan teknologi dan seni
Oleh karena itu lahirlah lembaga pendidikan islam baik yang bersifat formal (madrasan ibtidaiyah tsanawiyah dan aliyah) maupun non formal seperti pondok pesantren, madrasah diniyah dan majlis ta’lim. Lembaga pendidikan islam telah diketahui fungsi dan manfaatnya dalam mencerdaskan kehidupan umat, begitu pula halnya dengan pendidikan Islam nonformal, khususnya majlis ta’lim banyak memberikan pengetahuan di berbagai lapangan kehidupan seperti [2]:
1.             Lapangan hidup keagamaan: agar perkembangan pribadi sesuai dengan norma-norma ajaran agama.
2.             Lapangan hidup kemasyarakatan: agar terbina masyarakat yang adil dan makmur di bawah ridho ampunan Allah SWT.
3.             Lapangan hidup berkeluarga : agar berkembang menjadi keluarga sakinah
Pada umumnya jamaah majlis ta’lim adalah kaum ibu yang merupakan bagian terpenting dalam suatu keluarga, mereka berfungsi adakalanya sebagai istri saja dan adakalanya istri dan ibu. Oleh karena itu kaum wanita baik istri maupun sebagai ibu memiliki peranan yang besar dalam menciptakan keluarga yang sejahtera. Aman dan damai yang merupakan sebagian terpenting bagi berdirinya masyarakat  yang lebih baik, tentusaja pembinaan terhadap kaum wanita sangat diperlukan antara lain melalui majlis ta’lim.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba membahas masalah tersebut yang di formulasikan dalam tulisan dengan judul : PERANAN MAJLIS TA’LIM TERHADAP KAUM IBU DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH.
B.       Perumusan Dan Pembahasan Masalah
1.      Apa peran Majlis Ta’lim asshilahudin dalam mewujudkan keluarga yang sakinah ?
2.      Upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh Majlis Ta’lim asshilahudin dalam mewujudkan keluarga sakinah ?
C.      Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui sejauhmana peran majlis ta’lim asshilahudin dalam mewujudkan keluarga yang sakinah
2.      Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan oleh majlis ta’lim assilahudin dalam mewujudkan keluarga sakinah
D.      Kegunaan Penelitian
1.      Bagi Majlis Ta’lim sebagai bahan masukan dan memberikan gambaran tentang sejauhmana perannya dalam membina ibu rumah tangga demi terwujudnya keluarga sakinah di masyarakat.
2.      Bagi masyarakat khususnya ibu rumah tangga memberikan masukan tentang pentingnya pengetahuan agama yang diberikan di majlis ta’lim untuk mewujudkan keluarga sakinah
3.      Bagi peneliti sendiri hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan berfikir lebih luas.
E.       Kerangka Berpikir
Dalam pelaksanaan penelitian ini tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan masalah yang dipilih adalah untuk mengetahui sejauh mana peranan majlis ta’lim asshilahudin dalam membina ibu rumah tangga untuk terwujudnya keluarga sakinah dilihat dari segi pelaksanaan hak dan kewajiban istri serta untuk memenuhi upaya – upaya untuk mewujudkan peranan tersebut
Adapun latar belakang penulis ingin membahas masalah ini adalah :
1.         Majlis ta’lim sebagai lembaga pendidikan non formal banyak memberikan kontribusi, manfaat dan bekal khususnya kepada kaum ibu.
2.         Pentingnya pembentukan rumah tangga sakinah yang berdampak pada pembentukan masyarakat yang baik.
Dalam hal pembentukan keluarga sakinah ini peranan majlis ta’lim sangat berpengaruh sekali pada seorang ibu dalam mendidik keluarganya sebagai seorang ibu yang memiliki sifat-sifat lembut, sabar, telaten dan kasih sayang yang besar.[3] Seorang ibu juga merupakan pilar utama dalam keluarganya. Sebagaimana hadits nabi mengatakan
Artinya : “Wanita adalah pemimpin dalam rumah suaminya, yang menangani pendidikan anak-anaknya dan ia akan ditanyai mengenai kepemimpinanya itu” (Al-Hadits)
Adapun kerangka pemikiran penelitian penulis gambarkan dengan skema sebagai berikut :
Keluarga
Kaum Ibu
Majlis






Penulis berharap dengan datangnya para ibu ke majlis ta’lim akan menjadikan mereka bisa menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah dan rasulnya, menjauhi apa yang dilarang oleh Allah dan rasulnya serta mempunyai keluarga yang sakinah, karena perempuan adalah sumber sakinah, laki-laki harus menjaga sumber sakinah, tidak mengotori dan menodai kaum wanita khususnya kaum ibu, seperti sosok Khodijah Al-khubra, beliau adalah sosok seorang istri yang benar-benar mematuhi jiwa dan profesi suaminya.
Rahasia wanita islam adalah wanita islam bukan rupa dan muka, bukan tangan dan lengan, bukan tubuh dan badan, bukan rambut dan perut, bukan raga yang dapat diperaga, bukan senyum yang boleh dicium dan bukan umpan untuk dimakan, tetapi wanita islamialah jiwa yang dilamar, mata yang ditawar, kata yang dikejar, suara yang menyamar juga wantia islam adalah manusia yang benar.
Kedudukan wanita dalam islam dengan rahasia-rahasia yang dimilikinya sebagai modal yang tinggi dan terpuji dapat diuji, boleh diteliti dan sanggup bertahan sampai mati. Wanita islam merupakan manusia yang bertahan tanpa melawan, tetap berdiri tanpa iri, senantiasa tenang tanpa menyerang, bersikap positip tanpa pasip dan bergerak dalam bidang yang wajar, tidak kasar, tidak gusar, tetapi selalu sabar dan selalu bersifat kewanitaan yang penuh perasaan. Wanita harus setia untuk menyatukan rahasia mengikat kata, membina mesra dan memelihara nama baik rumah tangga dan keluarga.
Resep yang sangat berharga untuk para wanita
1.             Jadikanlah Aadhdhul besar atau menundukan pandangan sebagai hiasan mata niscaya akan semakin bening dan indah dipandang mata.
2.             Oleskan lipstick kejujuran pada bibir anda niscaya senyum anda semakin manis dan menawan
3.             Gunakanlah pemerah pipi anda dengan kosmetik yang terbuat dari rasa malu yangterbuat pada salon anda
4.             Pakailah sabun istigfar yang menghilangkan semua dosa dan kesalahan yang anda lakukan
5.             Rawatlah rambut anda dengan jilbab islami yang akan menghilangkan ketombe pandangan laki-laki yang bahaya sekali
6.             Hiasilah kedua tangan anda dengan gelang tawadhu dan jari-jari anda dengan cincin ukhuwah
7.             Sebaik-baik kalung anda adalah kalung kesucian
8.             Bedakilah wajah anda dengan air wudhu niscaya akan bercahaya di akhirat kelak



[1] Departemen Agama RI Al-Qur’an Dan Terjemahan .Hal.543
[2] Nuruhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung, Pustaka Setia. 1997) Hal 19
[3] Pendidikan Alternatif masa Depan (Jakarta Gema Insani Press 1997) Hal 38

Tidak ada komentar:

Posting Komentar